“Misteri Sandal Hilang di Masjid RT 04”
“Misteri Sandal Hilang di Masjid RT 04”
Blog Article
Di kampung saya, ada satu misteri yang sampai sekarang belum juga terpecahkan, bahkan mengalahkan misteri segitiga bermuda. Misteri ini bernama: "Sandal Hilang di Masjid RT 04 168wbtoto."
Setiap selesai salat berjamaah, pasti ada saja yang kehilangan sandal. Aneh tapi nyata. Sandal jemaah selalu hilang entah ke mana, padahal semua orang yang datang mukanya polos-polos. Gak mungkin maling sandal, kan? Tapi faktanya, setiap malam Jumat, pasti ada teriakan, "Woi! Sandal gue ke mana?!"168wbtoto login
Puncaknya terjadi saat Pak RT sendiri yang kena. Malam itu, Pak RT datang ke masjid dengan sandal swallow warna biru yang sudah bulukan tapi penuh kenangan—katanya, itu sandal waktu beliau masih PDKT sama istrinya dulu.
Selesai salat Isya, semua jemaah keluar. Pak RT celingak-celinguk. Wajahnya berubah dari sabar jadi bingung, terus jadi kesel, lalu pasrah. "Sandal gue ilang, Bro!" teriaknya ke semua orang. Semua jemaah langsung refleks nengok ke kaki masing-masing.
"Nggak ada yang salah pake, Pak RT?" tanya Ustad Budi sambil lihat kakinya sendiri.168wbtoto
Pak RT ngedumel, "Masa iya sih orang salah pake sandal bolong ginian?"
Tiba-tiba, datanglah si Dodi, anak remaja masjid yang terkenal santai dan suka lupa arah pulang kalau habis main Mobile Legends. "Lho, ini sandal siapa ya? Enak banget empuk," katanya sambil nunjuk sandal kulit yang dia pakai.168wbtoto login
Pak RT langsung nunjuk. "Itu sandal saya minggu lalu yang ilang!"
Dodi kaget. "Serius, Pak? Saya kira nemu di belakang masjid. Saya kira sandal amal..."168wbtoto login
Seketika semua jemaah ketawa. Pak RT cuma bisa geleng-geleng. “Dodi… kamu tuh kalau nemu, tanya dulu. Ini bukan sandal, ini warisan!”
Tapi dari situ muncul ide. Kita buat sistem parkir sandal! Jadi depan masjid dikasih rak, dan sandal ditaruh berdasarkan nomor shaf. Bahkan, ada yang usul bikin “sandal locker” pakai gembok kecil. Hebatnya lagi, ada yang ngusul pake sidik jari buat buka rak sandal, kayak masuk kantor.
Tapi ide paling gila datang dari Kang Asep, tukang mie ayam. “Gimana kalau semua jemaah pakai sandal samaan aja? Jadi kalau hilang, tinggal ambil aja yang ada, pasti sama.”168wbtoto
“Kalau sama semua, Kang, nanti pulang bisa beda ukuran. Yang ukuran 40 pulang pakai 44, bisa ngepleset dong!”v168wbtotoAkhirnya, diputuskan sistem paling sederhana: tulis nama di sandal. Tapi masalah baru muncul. Suatu malam, dua orang jemaah ribut. Ternyata sandal mereka sama persis, dan dua-duanya nulis nama "Budi." Satu Pak Budi Ketua RW, satunya Budi anak kelas 6 SD.
Sejak saat itu, tiap jemaah dituntut lebih kreatif menulis nama. Ada yang nulis, "Budi RW", "Budi SD", bahkan ada yang nulis pakai lengkap dengan alamat, “Budi, Jl. Melati No. 12, RT 04.” Lebih lengkap dari KTP!168wbtoto
Dan ya, walau sandal masih kadang tertukar, tapi suasana masjid jadi lebih hangat. Setiap malam jadi lebih ramai dengan canda tawa dan cerita sandal. Bahkan sandal jadi bahan ceramah Ustad Budi: “Hidup itu seperti sandal di masjid, kadang kita datang berpasangan, pulang sendirian…”
Satu pesan moral dari cerita ini: Jangan pernah remehkan sandal. Ia bisa jadi penyebab tawa, ribut, bahkan inspirasi ceramah.
Report this page